5 Fakta Tradisi Gowok Di Jawa – Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata Tradisi Gowok? Ya, mungkin kamu akan merasa asing dan tidak punya bayangan mengenai tradisi gowok. Tahukah kamu tradisi gowok adalah sebuah tradisi yang bisa disebut sebagai tradisi paling vulgar yang berkembang di zaman dulu pada masyarakat Jawa.
Definisi dari tradisi gowok sendiri adalah sebuah kegiatan dimana ada seorang wanita yang disebut gowok akan mengajari anak laki-laki (bujang) yang akan menikah untuk bagaimana memperlakukan istrinya nanti. Umumnya berhubungan dengan kehidupan seks agar nantinya bisa membuat istrinya akan merasa ‘puas’.
(Fakta Tradisi Gowok) |
Terlihat vulgar dan sangat menarik bukan untuk membahas tradisi gowok ini, meskipun saat ini sudah punah dan sudah tidak ada lagi praktek tradisi ini.
Berikut ini mimin akan mengajak kamu untuk melihat dunia budaya khususnya tentang fakta tradisi gowok di Jawa yang sangat vulgar. Check this out…
5 Fakta Tradisi Gowok di Jawa :
1. Sejarah Tradisi Gowok
Beberapa sumber mengemukakan bahwa tradisi gowok ini sudah ada pada tahun 1415 Masehi, dimana ada seorang wanita asal Tiongkok yang bernama Goo Wok Niang. Dikatakan bahwa wanita ini datang bersamaan dengan Laksamana Cheng Ho.
Goo Wok Niang ini kemudian memperkenalkan aktivitas atau kegiatan yang pada akhirnya diteruskan dan menjadi sebuah tradisi yang berkembang di masyarakat Jawa.
Dan untuk mengenangnya akhirnya orang-orang di Jawa menyebut nama Goo Wok yang telah membawa tradisi ini. Namun untuk lebih memudahkan dan orang Jawa kesulitan dalam menyebutnya, pada akhirnya menjadi Gowok saja.
2. Gowok adalah Sebuah Profesi
Pada masanya tradisi gowok ini berkembang cukup pesat. Dimana para bujang yang akan menikah menggunakan jasa para gowok untuk mengajarkan banyak hal seperti seks edukasi. Hal ini semata-mata agar nantinya wanita yang akan menjadi istrinya merasa senang.
Karena sangat populer, gowok ini menjadi sebuah pekerjaan atau profesi untuk wanita yang memang memiliki ilmu pergowokan. Konon katanya bayaran para gowok ini cukup mahal sehingga banyak yang minat untuk menjadi seorang gowok.
3. Gowok Tidak Hanya Tentang Seks
Faktanya tradisi gowok ini tidak hanya mengajarkan untuk berhubungan seks atau memperlakukan istri di atas ranjang. Tugas para gowok lebih dari itu, dimana pada beberapa hari selama dalam masa sewa gowok akan mengajarkan ilmu untuk mengarungi kehidupan rumah tangga.
Disini gowok akan benar-benar mengajarkan bagaimana cara memperlakukan serta menghadapi wanita secara lahir dan batin.
4. Tujuan Adanya Gowok
Apa sih tujuan menyewa gowok atau adanya tradisi gowok? Tujuan utamanya adalah agar laki-laki atau bujang ini bisa membahagiakan wanitanya.
Pada beberapa waktu bujang ini akan menjadi ‘asuhan gowok’ dan tinggal sekamar dengannya. Masa ketika laki-laki atau bujang ini sedang menjadi asuhan gowok disebut sebagai nyantrik. Sang bujang ini akan diajarkan lelananging jagad yang sebenarnya.
5. Gowok Disewa Oleh Ayah dari Si Bujang
Fakta terakhir mengenai gowok ini adalah disewa oleh ayah dari si bujang atau laki-laki yang akan menikah. Sebelum tradisi ini dimulai akan ada kesepakatan mengenai beberapa lama prosesnya. Namun kurang lebih si bujang akan menjadi anak asuhan gowok selama satu minggu.
Ada juga yang menyebut bahwa gowok ini disewa setelah anak laki-laki di khitan atau sunat.
Kesimpulan
Nah, itulah fakta tradisi gowok di Jawa. Tradisi yang yang satu ini bisa dikatakan vulgar dan serta cukup tabu. Mungkin karena hal inilah akhirnya tradisi gowok punah dan sudah tidak dilestarikan lagi. Ditambah lagi dengan beberapa agama yang tidak menganjurkan atau melarang tradisi gowok yang termasuk ke dalam zina dan perbuatan yang tercatat sebagai dosa.
Mungkin itu saja dari MelihatDunia.xyz dan tetaplah simak informasi lainnya untuk melihat dunia ini, disini.