Mengenal Lebih Dalam Suku Alas

Mengenal Lebih Dalam Suku Alas – Setelah kita membahas Suku Gayo, kali ini Mimin akan bergeser ke tetangganya yakni Suku Alas. Apa yang Anda pikirkan ketika tau tentang namanya? Jujur kalau Mimin langsung terbersit sama kata ‘Alas’ yang dalam Bahasa Jawa memiliki arti Hutan. Well, walaupun sebenarnya yang dimaksud disini adalah Alas atau Tikar. Lantas kenapa namanyaAlas? Hal ini nanti akan Mimin bahas dibawah.

Suku-Alas
(Kebudayaan Suku Alas)

Sama seperti yang lainnya Suku Alas juga memiliki keunikan yang tak kalah dengan Suku lainnya yang ada di Indonesia. Berikut ini Mimin akan mengajak Anda untuk Melihat Dunia budaya khususnya tentang beberapa fakta dari Suku Alas. Check this out…

1. Asal Usul Kata ‘Alas’

Seperti janji Mimin di atas, nama ‘Alas’ disini memiliki arti tikar. Kenapa tikar? Sebenarnya nama ini diambil dari keadaan daerah tempat tinggal Suku Alas yang membentang datar seperti tikar diantara bukit-bukit disekitarnya. Untuk lokasinya sendiri adalah di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh atau yang sering disebut dengan Tanah Alas, disini juga terdapat banyak aliran sungai yang seakan mengelilinginya dalam satunya adalah Lawe Alas.

2. Kehidupan Sosial Suku Alas

Sebagian besar orang-orang di Suku Alas masih tinggal di desa asalnya. Mereka hidup dengan mengandalkan pertanian juga peternakan, mereka menanam padi juga berkebun karet, kopi dan kemiri. Dan untuk berternak mereka juga memelihara kuda, kambing, sapi dan kerbau. Tak sedikit pula orang mencari rotan, damar, kemenyan, dan kayu di hutan.

Dalam Suku Alas setiap kampung biasanya diberi nama ‘Kute‘, kemudian satu Kute didiami oleh beberapa klan atau nenek moyang berdasarkan keturunan yang disebut Merge. Mereka menganut kebersamaan dan juga kekeluargaan dalam kehidupan sehari-harinya serta menganut Patrilineal untuk keturunan. Sementara dalam urusan jodoh diwajibkan harus dari Merge yang lain.

BACA JUGA :  5 Fakta Seputar Suku Gayo Di Provinsi Aceh

3. Agama dan Bahasa Suku Alas

Menurut catatan semua orang-orang Suku Alas semuanya menganut Agama Islam. Namun sebagian orang-orang di sana dikabarkan masih sebagian masih melakukan ritual serta upacara yang pernah dilakukan sebelumnya Islam datang.

Kemudian untuk bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari adalah Bahasa Alas (Cekhok Alas). Bahasa ini masuk kedalam rumpun Austronesia, yang artinya bahasa yang digunakan oleh Suku Alas hampir sama dengan Suku Kluet, Karo dan juga Suku Batak.

4. Sejarah Suku Alas

Menurut catatan sejarah orang-orang Alas sudah mendiami lembah Alas jauh sejak masa kolonial Belanda. Singkat cerita dikabarkan ada Raja bernama Raja Lambing yang berasal dari Tanah Karo hijrah ke Tanah Alas. Kemudian menetap di sana selama beberapa tahun sampai memiliki anak yang pada akhirnya hidup di Tanah Alas tersebut. Bagi Anda yang ingin membaca sejarah lengkapnya bisa mencari buku karangan Radermacher (1781:8), Effendy (1960:26), serta buku “Nusantara : A History of Indonesia” karangan Bernard H.M Vlekke.

5. Kebudayaan Suku Alas

Suku Alas juga memiliki nama marga antara lain : Selian, Bangko, Deski, Keling, Kepale Dese dan masih banyak lainnya. Kemudian untuk untuk kesenian tari antara lain : Tari Mesekat, Pelabat, Landok, Alun, Tangis dan yang lainnya.

Mereka juga membuat kerajinan antara lain : Nemet (mengayam daun rumbia), Mbayu amak (tikar pandan), Bordir pakaian adat dan Pande besi (pisau bekhemu). Terakhir untuk bidang kuliner atau makanan tradisional antara lain Manuk labakh, Ikan labakh, Puket Megaukh, Lepat bekhas, Gelame dan sebagainya.

Kesimpulan

Nah, itulah fakta seputar Suku Alas yang hidup di Tanah Alas, Kabupaten Aceh Tenggara. Dapat kita lihat bersama bahwa Suku ini memiliki keragaman yang tentunya sangat unik dan menarik untuk dibahas. 

BACA JUGA :  4 Fakta Menarik dan Kebudayaan dari Suku Aceh

Mungkin itu saja dari MelihatDunia.xyz dan tetaplah simak informasi lainnya untuk Melihat Dunia ini, disini.

Khoerul Mustofa

Khoerul Mustofa

Halo,, saya adalah seorang blogger dari Brebes. Ada dua hal yang bisa kita kendalikan yakni pikiran dan tindakan. So, fokus lah pada keduanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *